Happy Monday readers!!
Semangat? Harus. Seperti mentari yang beberapa waktu belakangan ini terlalu semangat untuk bersinar. Panas ya boo. *lap keringet*
FYI, currently gw sedang berada di depan monitor kantor, mengetik postingan ini di Notepad dengan window gw setting 10x10 cm. Jadi agak curek dikit bacanya nih. Semoga ga salah ketik yah. Karena terlalu banyak problema romantika kehidupan jadi gw ga tahan gitu mau muntahin semuanya di situs asoy berbasis blog ini. Agak najis bukan bahasa gw? Abaikan.
So, speaking of problemo. Gw yakin manusia itu punya kemampuan yang terbatas. Dan mau lo percaya atau gak mengenai keberadaan Tuhan, gw yakin disaat lo tertekan, merasa ga berdaya, lo pasti butuh suatu kuasa yang lebih besar dari kuasa manusia. Whatever it is. Well, this happen to me. Bukan sok mau ngomongin hal yang too much glory glory halelujah. Tapi dalam hidup gw, yang gw alamin adalah Tuhan punya rencana luar biasa diluar apa yang bisa gw pikirin.
Menjadi seorang pengagum rahasia itu akan membuat hidup lo jadi kayak berkisar dari seputar dia lagi dia lagi. Right? Begitu juga yang pernah gw rasain. Sebut saja pria ini bernama 'pria'. Sejak pertama kali gw sadar akan kehadirannya si pria ini udah cukup menarik. Karena ini bukan blog curhat ala ABG labil yang suka ngisep lem aibon sambil nonton film korea jadi gw skip aja yah kisah kasih nya. Singkat cerita gw cuma bisa berdoa biar ada jalan buat gw setidaknya mengenal si pria. Karena intensitas ketemu gw cukup singkat namun sering, ehm maksudnya hampir setiap hari ketemu tapi cuma sebentaran, gw pun susah donk berinteraksi sama dia. Apalagi si pria suka ngumpul bareng temen-temennya yang sama sekali ga gw kenal (ya iyalah!). Sepuluh bulan berlalu. He's not just the man I met and I crushed into. He's the man I asked God to be with.
Katanya Tuhan menjawab doa dengan tiga jawaban, He says yes and give you what you want, He says wait and give you something better, He says no and give you the best. Setelah sepuluh bulan memendam rasa, ibu-ibu hamil aja kalah, gw pun bisa berinteraksi sama si pria. Somehow ada aja event yang buat gw bisa ngomong dan nanya-nanya ke dia. Is it a yes? I wished. Dan setelah dipuaskan dengan euphoria kedekatan yang baru saja ini gw pun jatuh kepeleset keinjek gorila sambil dikencingin kucing. Ternyata dia baru aja jadian. God does answer my prayer. I just never think how to handle a 'no'.
Yaudahlah.
A 'no' is a 'no'. Gosh, lame banget ni postingan cyin. You know, I hate curcol. Moreover, I hate myself for having such ability to curcol here.
"Terkadang, dibalik 'yaudahlah' tersimpan banyak rasa yang sulit diungkapkan dan pikiran yang terlalu banyak dipendam" - status Twitter beberapa hari yang lalu.
Smooch,
eVe
Semangat? Harus. Seperti mentari yang beberapa waktu belakangan ini terlalu semangat untuk bersinar. Panas ya boo. *lap keringet*
FYI, currently gw sedang berada di depan monitor kantor, mengetik postingan ini di Notepad dengan window gw setting 10x10 cm. Jadi agak curek dikit bacanya nih. Semoga ga salah ketik yah. Karena terlalu banyak problema romantika kehidupan jadi gw ga tahan gitu mau muntahin semuanya di situs asoy berbasis blog ini. Agak najis bukan bahasa gw? Abaikan.
So, speaking of problemo. Gw yakin manusia itu punya kemampuan yang terbatas. Dan mau lo percaya atau gak mengenai keberadaan Tuhan, gw yakin disaat lo tertekan, merasa ga berdaya, lo pasti butuh suatu kuasa yang lebih besar dari kuasa manusia. Whatever it is. Well, this happen to me. Bukan sok mau ngomongin hal yang too much glory glory halelujah. Tapi dalam hidup gw, yang gw alamin adalah Tuhan punya rencana luar biasa diluar apa yang bisa gw pikirin.
Menjadi seorang pengagum rahasia itu akan membuat hidup lo jadi kayak berkisar dari seputar dia lagi dia lagi. Right? Begitu juga yang pernah gw rasain. Sebut saja pria ini bernama 'pria'. Sejak pertama kali gw sadar akan kehadirannya si pria ini udah cukup menarik. Karena ini bukan blog curhat ala ABG labil yang suka ngisep lem aibon sambil nonton film korea jadi gw skip aja yah kisah kasih nya. Singkat cerita gw cuma bisa berdoa biar ada jalan buat gw setidaknya mengenal si pria. Karena intensitas ketemu gw cukup singkat namun sering, ehm maksudnya hampir setiap hari ketemu tapi cuma sebentaran, gw pun susah donk berinteraksi sama dia. Apalagi si pria suka ngumpul bareng temen-temennya yang sama sekali ga gw kenal (ya iyalah!). Sepuluh bulan berlalu. He's not just the man I met and I crushed into. He's the man I asked God to be with.
Katanya Tuhan menjawab doa dengan tiga jawaban, He says yes and give you what you want, He says wait and give you something better, He says no and give you the best. Setelah sepuluh bulan memendam rasa, ibu-ibu hamil aja kalah, gw pun bisa berinteraksi sama si pria. Somehow ada aja event yang buat gw bisa ngomong dan nanya-nanya ke dia. Is it a yes? I wished. Dan setelah dipuaskan dengan euphoria kedekatan yang baru saja ini gw pun jatuh kepeleset keinjek gorila sambil dikencingin kucing. Ternyata dia baru aja jadian. God does answer my prayer. I just never think how to handle a 'no'.
Yaudahlah.
A 'no' is a 'no'. Gosh, lame banget ni postingan cyin. You know, I hate curcol. Moreover, I hate myself for having such ability to curcol here.
"Terkadang, dibalik 'yaudahlah' tersimpan banyak rasa yang sulit diungkapkan dan pikiran yang terlalu banyak dipendam" - status Twitter beberapa hari yang lalu.
Smooch,
eVe